Kemanusiaan Digital

Oleh : L.N. Firdaus

 

Di era digital yang terus melesat, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dari media sosial hingga kecerdasan buatan, inovasi digital telah mengubah cara kita berinteraksi, bekerja, dan bahkan memahami diri kita sendiri.

Namun, di tengah segala kemajuan ini, penting untuk tidak kehilangan fokus pada aspek yang paling mendasar dari eksistensi kita, yaitu  kemanusiaan  (humanism).

Inilah yang mendasari konsep humanisme digital, sebuah paradigma yang menggabungkan nilai-nilai kemanusiaan dengan perkembangan teknologi digital. Setidaknya itulah pesan kunci yang dapat dicungkil dari  Bunga Rampai: “Introduction to Digital Humanism”  hasil suntingan  Hannes Werthner et al. (2024).

Kemanusiaan  digital adalah pendekatan yang menempatkan kepentingan dan kesejahteraan manusia di tengah-tengah perkembangan teknologi digital.

Pendekatan ini menekankan pentingnya mengembangkan teknologi dengan memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat dan individu, serta memastikan bahwa inovasi tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.

Humanisme digital mencakup berbagai aspek, mulai dari privasi dan keamanan data hingga inklusi digital dan pengembangan teknologi yang berkelanjutan.

Tidak sedikit tantangan yang akan dihadapi dalam mewujudkan visi humanisme digital. Salah satu tantangan utama adalah masalah privasi dan keamanan data.

Dalam era di mana data menjadi mata uang digital, amat penting memastikan bahwa informasi pribadi kita dilindungi dari penyalahgunaan dan eksploitasi.

Ketidaksetaraan akses terhadap teknologi juga merupakan perkara yang perlu ditangani, karena dapat memperkuat kesenjangan sosial dan ekonomi yang ada.

Namun, di tengah tantangan ini, terdapat pula peluang besar untuk memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan harkat kemanusiaan kita.

Penggunaan kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan misalnya,  dapat membantu diagnosis penyakit secara lebih cepat dan akurat, sehingga mempercepat proses penyembuhan dan menyelamatkan nyawa.

Teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan akses pendidikan di seluruh dunia, membantu mengatasi kesenjangan dalam pembelajaran.

Dengan mengadopsi pendekatan humanisme digital, kita dapat membentuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi kemanusiaan. Tentu saja, perkara ini mesti melibatkan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat sipil, untuk memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kebaikan bersama.

Untuk itu, kebijakan yang mengatur penggunaan data, peningkatan akses terhadap teknologi bagi komunitas yang kurang beruntung, dan pendidikan tentang etika digital perlu segera digesa.

Penting juga untuk terus mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari perkembangan teknologi. Dalam merancang dan mengadopsi inovasi digital baru, kita harus memikirkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan, serta memastikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan tetap menjadi prioritas utama.

Walhal, humanisme digital menawarkan pandangan yang optimis tentang masa depan teknologi, di mana nilai-nilai kemanusiaan menjadi pusat dari setiap inovasi dan perkembangan.

Dengan memprioritaskan kepentingan dan kesejahteraan manusia, kita dapat memastikan bahwa teknologi yang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas hidup semua orang.

Dalam menjalani revolusi digital ini, esensi dari keberadaan kita sebagai manusia hendaknya harus menjadi penghulu untuk saling peduli, menghormati, dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan kita menuju masa depan yang lebih baik.

Jika tidak, niscaya buruk padahnya. Sepanjang hayat dikandung badan, harkat kemanusiaan manusia niscaya akan berada di bawah  telapak kaki mesin digital yang kalau tak bijak niscaya akan menjadi tuhan manusia masa hadapan. ***