Riau 4.0
by L.N. Firdaus
“Hancur! Timnas Indonesia Keok Dihajar Thailand 0:4”. Itu antara lain sebuah berita hangat Rubrik Olahraga yang diturunkan redaksi lamanriau.com ( 29 Desember 2021 – 21:45 WIB).
Memang ramai penonton yang geram. Sampai-sampai ada yang memangkung TV tak berdosa itu dengan tukul. Ada pula yang menghumban kotak bengak tu ke jalan sampai berkecai.
Haiyyyyaaa…..Apa Maciam..?
Alhamdulillah; Skor betuah 0:4 itu melahirkan ide untuk judul tulisan hari ini. Riau hari ini hidup dalam kancah peradaban Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0).
Apa kita sudah berkemas dan berdandan untuk ambil bagian dalam pameran di pentas sejagat itu? Atau kita lebih memilih hanya sekedar menyewakan lapak untuk orang lain mengisi produk yang hendak dipamerkan? Semua itu terpulang pada kita dalam memandang halaman rumah Riau hari ini dan ke depan.
Pentas Mondial yang dikemas oleh RI 4.0 itu suasananya lekas lesap (volatile) macam minyak wangi yang sering kita pakai ketika hendak menghadiri sebuah kenduri.
Kadang membingungkan (Ambigue); yang mana satu menu sajian yang hendak dipilih. Kalau kenduri doa selamat di kampung, protokolernya sederhana (simple) karena budaya kampung umumnya relatif seragam (homogen).
Tapi di pesta Mondial, persoalannya tambah rumit (Complex) karena budaya global sangat beragam (heterogen). Ada yang suka Belacan dan ada juga yang belum tahu sama sekali ihwal “Keju Melayu” itu. Hajat kenduri kampung biasanya sudah diketahui oleh orang sekampung jauh-jauh hari. Namun pesta sejagat serba tak pasti (Uncertainty).
Jaman Riau dipimpin Pak Saleh Djasit (2003-2007?), beliau membentangkan “Karpet Merah” di Laman Riau bertuliskan Master Plan Riau 2020. Bagaimana rupa wajah karpet itu sekarang tidak pula bisa ditengok.
Atau jejangan karpet Made in Hongkong (PT Townland) yang dipesan oleh PPIP Universitas Riau dan dibayar tunai oleh PT Caltex Pasific Indonesia seharga sepuluh miliar itu pun dah hilang ditelan masa.
Alhamdulillah, sampai hari ini Halaman bermain Riau masih eksis, meski tak jelas karpet apa yang dibentang untuk anak-cucu-cicit-dan buyut bermain. Rupa Arsitektur Riau 2045 belum bisa dilihat hari ini. Seperti apa wajah Generasi Emas Riau yang akan hadir di Pameran 100 Tahun Indonesia Merdeka kelak?
Jepun yang telah menjajah kita selama 3,5 tahun sudah tak hirau sangat dengan RI 4.0. Mereka sudah membentangkan Karpet Hijau Society 5.0 bagi generasi premiumnya kelak, yaitu masyarakat super cerdas yang siap mengarungi peradaban pasca digital;
- Masyarakat yang mengkreasi nilai-nilai (values), bukan sekedar membaca papan skor (scoring board) hasil pertandingan bola sepak. Tapi membangun sistem yang dapat mengendalikan pergerakan angka-angka akhir dari skor pertandingan itu.;
- Masyarakat dimana setiap individu dapat mengasah dan memahat aneka kemampuan (abilities);
- Masyarakat dimana setiap orang kapan dan dimana saja bisa memperoleh kesempatan atau peluang yang sama untuk memahat skills, Kompetensi, Talenta, dan Kapabilitas yang dituntut oleh Peradaban Abad 21;
- Masyarakat yang dapat hidup dan merasa aman dari ancaman dengan daya tahan yang tinggi (resilience), dan
- Masyarakat dimana umat manusia hidup secara harmoni dengan alam.
Riau 4.0 adalah Riau yang menggunakan transformasi digital untuk menyelesaikan persoalan pembangunan secara komprehensif, holistik, dan integral.
Masyarakat Riau 5.0 adalah masyarakat yang memiliki imaginasi dan kreativitas tinggi sehingga dapat mengkreasi nilai-nilai peradaban cemerlang, gemilang dan terbilang. Mereka adalah kreator peradaban Bumi Lancang Kuning yang akan mewarnai Arsitektur Riau di masa hadapan. Sudah kah kita mempersiapkan itu?
Wahai Peneraju Negeri Bertuah; Riau tidak akan hancur secara fisik hanya karena :
- Caltex/Chevron berhenti mengisap minyak di Bumi Lancang Kuning
- RAPP, Indah Kiat, PTPN menyulap tudung payung hutan perawan riau
- Perguruan Tinggi di Riau tidak memiliki Gedung dan Laboratorium Riset Berkelas Dunia
- Sekolah-sekolah dasar dan menengah tidak memiliki sarpras dan halaman berimain yang selesa untuk anak-didik
- Minyak, Emas, Batubara, dan mineral lainnya semakin susut ditambang
- Gedung BPSDM Provinsi Riau yang tak cukup ruang kelas untuk membina ASN Berkelas
- Gedung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau yang sedari dulu tak pernah berubah
Tapi Tuan-tuan, Encik-encik, dan Puan-puan;
Lambat tapi pasti, Riau akan punah ranah secara non-fisik oleh fakta mengerikan yang didedahkan oleh Wakapolda Riau (cakaplah.com, Rabu, 29 Desember 2021 19:15 WIB) bahwa, sepanjang tahun 2021:
“1.596 kasus Narkotika dengan total tersangka 2.338 orang. 675,01441 kilogram sabu, 92.695 butir pil ekstasi, 33,14279 kilogram ganja dan 20 butir pil happy five. 1.464 kasus dengan tersangka sebanyak 2.146 orang. Pil ekstasi sebanyak 53 kasus dengan tersangka 87 orang dan barang bukti 92.695 butir. Ganja sebanyak 75 kasus, tersangka 88 orang dan barang bukti 33.14279 kg. Kasus happy five ada 2 kasus dengan tersangka 5 orang dan barang bukti 20 butir,”
Bagaimana pertanggungjawaban kita terhadap mati sia-sia nya generasi Emas Riau kelak?
Pikir-pikir lah….